Dibentuk pada 29 September 2018, grup musik cadas, Terjun Payung, pada akhirnya merilis sebuah album penuh. Album ini berisikan sembilan lagu dengan durasi total 25 menit 46 detik. Empat single yang sebelumnya sudah dirilis, yaitu: “Cerita Seorang Anak (Bapak!)” yang dirilis pada Maret 2020, “Gitar” yang dirilis tiga bulan setelahnya, Rantau Bois (2022) dan yang baru-baru ini dirilis, “ CGK Riot”, juga termasuk ke dalam album ini. Band yang terkenal dengan musiknya yang keras dan cepat ini, membawa beberapa warna baru pada album ini. Seperti dua lagu penutup, “Terjun Payung” dan “Ens” yang dibawakan dengan tempo yang jauh lebih pelan dengan warna musik yang berbanding 180 derajat dari aliran yang membuat mereka dikenal. Keefektifan band ini dalam menulis lagu, terutama Efri dan Glenn, dapat terbukti dari keseluruhan lagu pada album ini yang selalu dibawa manggung sejak gigs pertama mereka di tahun 2021, kecuali “Mr. Sins” dan “Terjun Payung” yang baru dibawakan pada dua gigs terakhir mereka, dikarenakan terlalu kebanyakan set list pada gigs-gigs sebelumnya.
Para gigs hunter yang sudah menonton langsung aksi Terjun Payung, tentu sudah memiliki gambaran atas LP perdana mereka ini. Perjalanan Terjun Payung untuk merilis debut album ini sangat panjang karena proses mereka yang sempat terhenti akibat berbagai hal seperti: Pandemi, kesibukan masing-masing personil, sang bassist yang berkarir di luar negeri sejak 2022 dan masalah-masalah lainnya, sehingga rumah yang dijadikan tempat produksi dari tiap-tiap lagu di album ini berbeda-beda. Tiga single pertama dipoles oleh Studionya Rai, sementara sisanya direkam di dua tempat yang berbeda. Vokal dan drum, serta mixing dan mastering pada lima lagu lainnya, termasuk “CGK Riot” dieksekusi oleh Gift Music Studio, sedangkan gitar dan bass direkam oleh Dan’ Fahar Recording House. Lagu “Terjun Payung” direkam secara langsung tanpa mixing dan mastering di Gift Music Studio, dengan Glenn (drum) sebagai vokalis dan Efri (vokal & gitar) mengisi instrumen gitar dan harmonika. Selain itu, karena absennya Danil (bass), posisi bassist sementara diisi oleh Bino yang merupakan gitaris dari The Hirzy, band lain dari sang penabuh drum. Sejak September 2023, Bino sudah aktif mengisi kekosongan bass pada band ini.

Single terakhir mereka, “CGK Riot” merupakan blueprint pertamanya sebagai salah satu orang yang berjasa bagi Terjun Payung. Ia juga menyumbangkan betotan bassnya yang gahar pada lagu “Balada Penghuni Trotoar” di album ini. Sementara groove pada lagu “Mr. Sins” dan “ENS” dilukis oleh sang bassist yang sempat pulang untuk rekaman. Mengenai penulisan, band ini tetap bertahan dengan idealisme mereka yaitu mengenai kehidupan sosial yang dikemas dengan gaya mereka sendiri. Hal lumrah seperti penggusuran dengan represif terhadap pedagang kaki lima, penggunaan tembakau sintetis, kehidupan malam perempuan nakal, romansa yang mengedepankan insting kelamin, atau sekedar kebodoamatan Terjun Payung dengan apa yang akan terjadi di hari ini. Tentu merupakan sebuah pencapaian besar bagi band yang berusia setengah dekade ini untuk bisa merilis sebuah album perdana, sehingga perikisan album ini tentu tidak akan dikemas dengan biasa-biasa saja. Album ini akan dirilis dalam bentuk analog, yaitu kaset pita pada 27 April 2024, berbarengan dengan Record Store Day Indonesia 2024. Pita dikemas oleh Pita Hitam Records dan dirilis dibawah 33rpm Record Label milik Miko, kerabat Glenn di Pasar Santa. Kaset pita ini hanya dirilis dengan jumlah yang terbatas, yaitu 30 pcs dan di dalamnya, ada salah satu lagu yang dikemas berbeda dengan apa yang dirilis di platform digital. Penasaran? Langsung serbu booth rilis Record Store Day atau 33rpm Records jika ingin mendapatkan kaset limited dan spesial ini pada 27 April 2024 mendatang!
MORE INFORMATION : @terjunpayung_


